• Breaking News

    Selasa, 07 Maret 2017

    Memikirkan Raja Salman Memberi Info Pakar Pada Masalah Ahok

    Memikirkan Raja Salman Memberi Info Pakar Pada Masalah Ahok



    BERITA SEGALA - Saat sekian waktu lalu Syaikh Mustafa Amr Wardani, pimpinan Darul Iftaa Mesir disuruh untuk memberi info pakar untuk masalah Ahok, banyak ormas Islam yang kebakaran jenggot. Tidak kecuali pihak MUI yang segera mengirim surat pada Duta Besar Mesir untuk Indonesia agar diteruskan pada Grand Syaikh Al Azhar serta Mufti Mesir di Kairo supaya melarang Syaikh Mustafa memberi info pakar.

    Usaha mereka sukses. Syaikh Mustafa batal memberi info pakar di persidangan Ahok. Acaranya di beberapa tempat di Indonesia juga ikut dibatalkan. Grand Syaikh Al Azhar menyuruh beliau selekasnya pulang ke Mesir. Argumen yang kita dengar, ada keluarga Syaikh Mustafa yang alami sakit hingga mesti cepat-cepat kembali pada Mesir.

    Hal semacam ini pasti menyebabkan beragam pertanyaan di kelompok orang-orang. Kenapa ormas Islam di Indonesia demikian cemas bila Syaikh Mustafa memberi info pakar. Apa mereka takut Syaikh Mustafa bakal memaparkan kebenaran yang bakal bertentangan dengan pendapat mereka. Mungkin saja saja. Lantaran masalah ini sesungguhnya yaitu permasalahan politik bukanlah penistaan agama. Jadi maaf saja, bila masihlah ada yang memiliki pendapat ini yaitu permasalahan penistaan agama, itu semuanya omong kosong.

    BERITA TERKINI - Hal semacam itu dipertegas oleh satu diantara Ketua MUI yang menyebutkan kalau kesaksian Syaikh Mustafa sama juga dengan mencampuri masalah politik dalam negeri orang lain yang di kuatirkan bakal menyebabkan eskalasi lebih dahsyat dan menyulut fitnah bangsa Indonesia. Tak tahu apa tujuannya, namun mungkin saja mereka terasa cemas bila dikira sudah memfitnah Ahok.

    Menilik hadirnya Raja Salman kesempatan ini yang cukup fenomenal terlebih dalam soal durasi saat keberadaannya di Indonesia, saya memikirkan Raja Salman ingin menyisihkan waktunya memberi info pakar di persidangan Ahok. Maksudnya sudah pasti untuk meluruskan pemahaman yang telah terdistorsi oleh kebutuhan politik.

    Tak akan mungkin saja ada pihak yang berani menyangsikan kepakaran Raja Salman pada pemahaman Islam. Terkecuali seseorang hafidz Al-Quran, Raja Salman juga seseorang intelektual dengan gelar Doktor. Serta pastinya beliau ada di pihak netral yg tidak memihak ke kubu manapun. Hingga info beliau pasti bakal diperhitungkan oleh majelis hakim.

    BERITA INDONESIA - Tak seperti info pakar yang diserahkan oleh JPU hingga sidang ke-2 belas ini. Netralitasnya begitu diragukan, lantaran posisi mereka terang-terangan inginkan Ahok dipenjara. Bila dapat nih… bila dapat, Ahok itu tidak usah gunakan diadili lagi segera saja dipenjara agar tidak mungkin saja gubernur lagi. Maka dari itu semuanya gagasannya seragam, tak objektif. Maksud mereka cuma satu bagaimana langkahnya supaya Ahok tak mungkin saja gubernur lagi.

    Nah, bila Raja Salman yang memberi info pakar tentu begitu objektif. Lantaran beliau begitu memahami tentang tata bhs Al-Quran. Terlebih bhs Al-Quran adalah bhs ibu untuk beliau. Raja Salman bakal menerangkan kalau tak ada penistaan agama dalam masalah yang tengah dihadapi oleh Ahok.

    Ayat Al Maidah 51 tak berkaitan dengan pilih pemimpin. Awliya itu bisa disimpulkan sahabat, sekutu atau rekan setia. Hanya di Indonesia awliya itu disimpulkan pemimpin, di negara lain tidak tuh. Namun syukurlah terjemahan Al-Quran versus LPMQ Kementerian Agama yang baru telah melakukan perbaikan terjemahannya jadi rekan setia.

    Dalam Islam tak ada kebiasaan pilih gubernur. Gubernur itu ditunjuk oleh Amirul Mukminin. Lantaran memanglah gubernur itu bukanlah pemimpin. Gubernur yaitu pelayan orang-orang. Atau bisa lah gunakan arti Ahok agar agak keren dikit kalau gubernur itu cuma seseorang administrator.

    HARIAN INDONESIA - Jadi untuk masalah Pilkada seperti di Indonesia tidak butuh bawa-bawa agama. Tentukan saja yang sama seperti hati anda. Utamakan yang ingin bekerja untuk kebutuhan rakyat. Jadi tak benar kalau Al Maidah 51 itu berkaitan dengan masalah pilih gubernur. Ini semuanya cuma masalah politik. Janganlah nodai agama dengan berupaya menariknya kedalam lumpur politik.

    Jadi adem deh bila Raja Salman telah memberi info pakar seperti ini. Umat Islam di Indonesia akan damai lantaran mendengar keterangan segera dari pakarnya. Bukannya ingin merendahkan info pakar di sidang masalah Ahok ya. Namun info Raja Salman tentu memiliki legitimasi yang lebih kuat. Lantaran bhs Al-Quran itu adalah bhs Arab yang disebut bhs ibu Raja Salman. Automatis beliau lebih memahami bhs Al-Quran dibanding pakar agama di sidang masalah Ahok.

    BERITA LIPUTAN
    - Ada narasi lucu mengenai orang Indonesia dengan orang Arab tentang pemahaman mereka pada bhs Arab yang dikisahkan Sinta Nuriyah Wahid istri alm Gusdur. Jadi satu saat Gusdur berkata pada Raja Arab yang sampai kini populer tidak sering tersenyum.

    “Yang Mulia, rakyat Indonesia sesungguhnya banyak yang pandai berbahasa Arab. Namun sedikit tidak sama dengan bhs Arab di sini. Yang dipelajari itu bhs Arab yang resmi serta baku seperti bhs Arab kitab bukanlah seperti bhs komunikasi orang-orang Arab di sini. Jadi satu saat jamaah haji Indonesia membaca tulisan mamnu’uddukhul pada suatu ruang. Tulisan itu artinya dilarang masuk. Tetapi sang jamaah itu menafsirkannya tidak sama. Mamnu’uddukhul menurut versus kitab fiqh artinya dilarang bersetubuh. Jadi jamaah itu juga berkomentar, orang Arab itu memanglah keterlaluan, saat lakukan hal seperti itu ditempat ini”.

    Tidak ada komentar:

    Posting Komentar

    MAUSLOT


    CERIABET


    AUTOBET88